Senin, 25 Juli 2011

Seri Kesehatan Praktis

METODE BERHENTI MEROKOK
Gejala berhenti turunnya kadar nikotin mulai terasa dalam beberapa jam dan memuncak 24-48 jam setelah berhenti merokok. Anda akan gelisah, mudah tersinggung, bersikap memusuhi, tidak bisa diam, susah tidur, dan marah-marah.
Berikut ini beberapa metode untuk menghilangkan kebiasaan merokok:
1.  Konseling Perilaku
Konseling perilaku, baik berkelompok maupun perseorangan, dapat meningkatkan pengekangan diri hingga 20-25 persen. Metode ini bertujuan mengubah proses kejiwaan dari merokok. Perokok juga diyakinkan tentang manfaat tidak merokok dan mengajarkan kepada para perokok tentang seni menghindari dorongan merokok.

2.  Permen Karet Nikotin
Permen ini dapat mengurangi dampak-dampak ketagihan dan turunnya kadar nikotin. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 12 minggu. Satu-satunya kerugian metode ini adalah permen ini justru melayani keinginan mulut dan aspek mencandu dari merokok.

3.  Koyo Nikotin
Nikotin transdermal (dapat diserap melalui kulit) muncul dalam bentuk koyo (Habitrol, Nicoderm, Nicotrol). Setiap pagi, tempelkan selembar koyo pada kulit yang kering, bersih, dan tidak berambut. Biarkan menempel selama setengah hari. Koyo nikotin paling baik digunakan selama setidaknya 7-12 minggu, dengan dosis nikotin secara bertahap dikurangi.

4.  Nikotin Hirup
Nikotin hirup (Nicotrol Inhaler) diberikan melalui hidung dengan cara dihirup dari sebuah tabung plastik. Tingkat kesuksesan 28 persen, harus digunakan selama 12 minggu.

5.  Nikotin Semprot
Satu semprotan mengandung satu mg nikotin. Dalam uji klinis yang melibatkan 730 pasien, 31-35 persen berhenti merokok setelah enam bulan.

6.  Bupropion
Bupropion (Zyban) cocok untuk pasien yang telah mencoba barbagai pengganti nikotin, ttapi tidak berhasil. Bupropion awalnya diresepkan sebagai obat anti depresi.

7.  Terapi Alternative
Hipnotis, meditasi dan akupuntur telah membantu sejumlah orang berhenti merokok.

Daftar Pustaka: Rosenthal, MS (2009). Pedoman Untuk Wanita, Revolusi Terapi Hormon. Yogyakarta: B-First.


Seri Kesehatan Praktis

MANFAAT BERHENTI MEROKOK
Manfaat yang diperoleh jika anda segera berhenti dari aktivitas merokok
1.     Turunnya resiko penyakit jantung.
2.    Turunnya resiko kangker (meliputi kangker peru-paru, tenggorokan, mulut, kerongkongan, penkreas, ginjal, kandung kemih dan lemah rahim).
3.    Turunnya detak jantung dan tekanan darah.
4.    Turunnya resiko penyakit paru-paru (bronchitis, emphysema).
5.    Pembuluh darah lebih rileks.
6.    Meningkatnya kepekaan indera perasa dan pembau.
7.    Gigi yang lebih sehat.
8.    Keriput berkurang.
9.    Ekonomis, biaya yang dikeluarkan buat beli rokok bisa di alokasikan ke hal lain.

Daftar Pustaka: Rosenthal, MS (2009). Pedoman Untuk Wanita, Revolusi Terapi Hormon. Yogyakarta: B-First.

Seri Kesehatan Praktis

CARA MENURUNKAN TEKANAN DARAH TANPA OBAT
Ò Ubah pola makan dan mulai berolah raga.

Ò Batasi konsumsi alkohol.

Ò Batasi asupan garam sekitar ½ -1 sendok the per hari. Hindari konsumsi makanan yang mengandung sodium tinggi, seperti sup kaleng, acar, kecap dan sebagainya.

Ò Tingkatkan konsumsi kalsium dengan mengkonsumsi susu dan produk turunannya.

Ò Kurangi stress.

Daftar Pustaka: Rosenthal, MS (2009). Pedoman Untuk Wanita, Revolusi Terapi Hormon. Yogyakarta: B-First.

Seri Kesehatan Praktis

CARA MEMBUAT OBAT DARI TANAMAN
Membuat obat dari tanaman sama dengan membuat seduhan kental yang dapat bertahan sampai tiga hari. Cara ini dilakukan dengan mengeringkan tanaman obat (bukan yang segar) atau yang telah lama di fermentasi. Anda dapat menggunakan panci atau teko untuk melakukannya, dan lebih baik lagi jika bahannya terbuat dari tembikar (tanah liat) yang biasa dipakai oleh nenek kita jaman dulu. Hasil seduhan dapat diminum saat panas, dingin atau pada suhu kamar. Anda dapat menambahkan gula (lebih bagus lagi jika gula merah), madu, pemanis buatan atau susu untuk mengurangi rasa pahit obat saat diminum. Anda juga dapat memakainya untuk berendam atau untuk membilas kulit dan rambut.
 Cara pembuatan:
1.     Jika menggunakan akar atau kulit kayu: masukan kira-kira 30 gram dalam 500 ml air dan rendam selama delapan jam.
2.    Jika menggunakan daun: masukan kira-kira 30 gram dalam satu liter air dan rendam selama 4 jam.
3.    Jika menggunakan bunga: masukan kira-kira 30 gram dalam satu liter air dan rendam selama 2 jam.
4.    Jika menggunakan biji atau beri: masukan kira-kira 30 gram dalam satu liter air dan rendam selama 30 menit.

Daftar Pustaka: Rosenthal, MS (2009). Pedoman Untuk Wanita, Revolusi Terapi Hormon. Yogyakarta: B-First.

kesehatan praktis

CARA MEMBUAT ARAK DARI TANAMAN OBAT (TINCTURE)
Arak dari tanaman obat dihasilkan dari rendaman tanaman segar dalam alkohol (bukan cuka) sehingga bersifat sangat basa. Arak obat dapat dibuat dari tanaman yaitu daun segar, akar, biji, atau beri kering.
Langkah-langkah dalam membuat arak obat yang bagus:
1.     Potong-potong kasar tanaman segar atau kering, jangan dicuci.
2.    Masukan hasil potongan kedalam toples gelas dan penuhi alkohol.
3.    Tutup rapat dan segel toples tersebut, tempelkan label berisi tanggal dan nama tanaman.
4.    Buka setelah enam minggu. Ramuan dapat awet sampai sekitar satu tahun.

Perbandingan untuk tanaman segar: normalnya, digunakan 30 gram tanaman segar per 30 ml alkohol.
Untuk tanaman kering: 30 gram tanaman kering dalam 150 ml alcohol

Daftar Pustaka: Rosenthal, MS (2009). Pedoman Untuk Wanita, Revolusi Terapi Hormon. Yogyakarta: B-First.

tokoh manajemen

BAPAK MANAJEMEN ILMIAH, TAYLOR WINSLOW TAYLOR

Frederick winslow Taylor adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efisiensi industry. Ia dikenal sebagai Bapak “manajemen ilmiah” dan merupakan pemimpin intelektual dari gerakan efisiensi. Taylor lahir pada tanggal 20 maret 1856 di Germantown, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika serikat. Taylor dilahirkan dari sebuah keluarga kelas atas Philadelphia liberal, dia adalah bungsu dari sebelas anak. Ayahnya bernama Franklin Taylor, seorang pengacara lulusan Princeton, mempunyai cukup uang dari hipotek sehingga tidak harus mempertahankan pekerjaannya yang biasa. Ibunya bernama Emily Annette Taylor, seorang wanita tangguh yang aktif memperjuangkan hak wanita pada masanya.
Keluarga Taylor cenderung otoriter dalam mendidik anak-anaknya, sehingga sejak kecil Taylor telah mampu belajar self-control dalam suatu organisasi keluarga, hal tersebut membantu Taylor untuk menghindari konflik dengan teman-temannya dan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat diantara mereka, dan hal itu pula yang membawa sifat kooperatif dalam dirinya hingga dewasa.
Taylor dididik sejak usia yang sangat dini oleh ibunya, dengan menyekolahkan Taylor yang baru berusia 18 bulan di Perancis dan Jerman selama 2 tahun serta dengan mengajak Taylor mengelilingi Eropa. Taylor adalah seorang remaja yang kompulsif dan selalu menghitung serta mengukur hal-hal untuk mencari cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu atau menghadapi setiap masalah yang dihadapinya. Bahkan pada usia 12 tahun ia berhasil menemukan ‘’harness” yaitu suatu cara untuk mengatasi mimpi buruk yang selalu dialaminya.
Pada tahun 1872, diusia 16 tahun setelah perjalanannya tiga tahun mengelilingi Eropa dengan keluarganya,  Taylor diterima di Philips Exeter Academy, di Exeter, New Hampshire dalam rangka mempersiapkan diri masuk Universitas Harvard. Setelah lulus ujian masuk Universitas Harvard dengan nilai yang memuaskan ia menderita kelelahan mata yang parah sehingga menghalanginya untuk masuk Harvard. Atas saran dokter mata, ia mempertimbangkan karir alternative untuk dirinya, karena jauh dilubuk hatinya  ia juga merasa hidupnya bukan untuk hukum tapi berada di lingkungan perindustrian. Di Exeter ia dipengaruhi oleh system klasifikasi yang diciptakan oleh Melvil Dewey (Desimal Dewey).
Prestasi Taylor lainnya adalah memenangkan kejuaraan tenis US Asosiasi Ganda dimana  ia menggunakan raket berbentuk sendok hasil rancangannya sendiri yang kemudian ia patenkan. Meskipun ia unggul dalam matematika dan olahraga serta memiliki gelar dari perguruan tinggi eksklusif, Taylor memilih untuk bekerja di sebuah toko mesin kecil di Philadelphia sebagai masinis dan pembuat pola, dan mendapat pengalaman kerja sebagai pembuat pola lantai di Pump-Manufacturing Company, Enterprise Hydrolic Works, Philadelphia.
Pada tahun 1878, karir Taylor menanjak ketika ia bekerja di sebuah perusahaan pabrik baja di Midvale steel Works. Disini ia memulai karir dari bawah  sebagai penjaga toko dan berkembang menjadi masinis, kemudian dipromosikan menjadi mandor, mandaor pemeliharaan dan kepala juru. Dalam waktu enam tahun ia maju menjadi direktur riset, dan akhirnya kepala pekerja (chief engineer). Taylor mengetahui bahwa tenaga pekerja cenderung untuk melakukan pekerjaan jauh lebih sedikit daripada yang benar-banar dapat dihasilkan, ia ingin meningkatkan kapasitas produksi mereka. Namun para pekerja menolak upaya Taylor tersebut, tapi setelah tiga tahun tampaknya Taylor telah berhasil meningkatkan produksi secara melalui konstan manajerial tekanan. Dekade berikunya di Midlave ia habiskan dengan meneliti tentang masalah produksi dan pekerja, dia ingin meningkatkan output tanpa harus menekan pekerja, tujuannya adalah menemukan cara yang paling efisien untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Dia mengawasi ketat bagaimana pekerjaan dilakukan dan kemudian akan mengukur kuantitas yang diproduksi.
Pada tahun 1881 Taylor menerbitkan sebuah esai tentang pemotongan logam dank arena hal itu ia mendapat perhatian dari para insinyur karena pemeriksaan yang ketat dari langkah-langkah individu yang terlibat dalam pemotongan logam. 
Selain bekerja Taylor juga melanjutkan studinya dengan menjadi salah seorang siswa di Institute Teknologi Stevens, dan pada tahun 1883 ia lulus dan memperoleh ijazah Teknik Mesin Elektro, rekor Taylor yang belajar sambil bekerja tersebut hingga sekarang belum ada yang memecahkannya mengingat sulitnya menuntut ilmu di universitas tersebut. Jadi hanya dengan kemampuan intelektual yang luar biasalah yang dapat berprestasi disana, padahal ia juga bekerja diwaktu yang sama. Pada tanggal 3 mei tahun 1884, ia menikah dengan seorang gadis Philadelphia bernama Louise M. Spooner.
Dari tahun 1890 sampai tahun 1893 Taylor bekerja sebagai direktur dan konsultan pada bidang manajemen untuk Manufacturing Investment Company Of Philadelphia (suatu perusahaan yang mengoperasikan pabrik kertas di Maine, Wisconsin). Di tahun 1893 ini, Taylor membuka praktek konsultasi di Philadelphia. Pedoman bisnisnya adalah “Systematizing Shop Management And Manufacturing Costs A Spaciality”. Kemudian pada tahun 1895 ia mulai menerbitkan kartas untuk meningkatkan insentif pekerja.
Pada tahun 1898, Taylor bergabung bergabung dengan Bethlehem Steel dan mengembangkan alat baja berkecepatan tinggi. Karena hal ini pada tahun 1900, ia menerima medali emas pribadi di Paris , dan pada tahun yang sama ia juga mendapat anugerah medali Elliott Cresson dari Franklin Institute Philadelphia. Taylor membuat Bethlehem Steel menjadi pabrik dunia yang paling modern dan berpotesi prototype untuk produsen dan insinyur di industry lain. Kontribusi taylor lainnya ke Bethlehem Steel adalah analisis real time output harian dan biaya, system biaya aktansi yang modern, sistem biaya yang modern akuntansi, mengurangi peringkat halaman pekerja 500-140, dua kali lipat stamping produksi pabrik, dan menurunkan biaya per ton bahan ditangani dari delapan sen sampai empat sen. Dia berhasil menerapkan teknik penghematan biaya meskipun ia menambahkan panitera, guru, waktu studi insinyur, pengawasan dan posisi staf dukungan. Sementara di Betlehem, Taylor dan Manusel White Codeveloped Sistem  untuk baja perlakuan panas kromtungsten alat, yang akhirnya memenangkan pengakuan internasional.
Saat bekerja di perusahaan Midvale and Bethlehem Steel di Pennsylvania Amerika Serikat. Ia meyakini berdasarkan pengamatannya seputar metode kerja saat itu, bahwa output produksi yang dihasilkan para pekerja hanya sepertiga dari apa yang seharusnya. Ia mengajukan koreksi atas situasi tersebut dengan menerapkan “metode saintifik” pada pekerjaan-pekerjaan lapangan. Hasratnya adalah menemukan “cara terbaik” dengan mana setiap pekerjaan dapat diselesaikan dan ini membawa pada analisis mengenai desain pekerjaan. 
Setelah setahun melakukan eksperimen dengan para pekerja, Taylor mengajukan 4 prinsip Scientific Management. Prinsip-prinsip tersebut diyakininya mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Prinsip-prinsip tersebut terdiri atas : (1) Penggantian metode “tunjuk-tangan” dalam hal menentukan tiap elemen pekerjaan pekerja dengan metode penentuan secara ilmiah; (2) seleksi dan training pekerja secara ilmiah; (3) kerjasama pihak manajemen dan pekerja untuk memenuhi tujuan pekerjaan, lewat metode ilmiah; dan (4) pembagian kewenangan yang lebih setara antara manajer dan pekerja, di mana manajer melakukan perencanaan dan pengawasan, sementara pekerja melakukan pelaksanaan. 
Taylor memberi perhatian yang kecil atas organisasi. Ia lebih menekankan pada pengorganisasi kerja di tingkat terbawah organisasi, khususnya kerja-kerja supervisor. Kita akan menemui implementasi karya Taylor dalam industri-industri rekayasa masa kini. Namun, Taylor telah melakukan revolusi atas pekerjaan seorang manajer. Ia secara tegas mendemonstrasikan bahwa seorang manajer harus melakukan penilaian yang hati-hati seputar cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Sebab itu, adalah tanggung jawab manajemen untuk secara tegas memilih, melatih, dan memotivasi pekerja untuk memastikan bahwa suatu cara terbaik telah diikuti.
Pekerjaan Taylor berlangsung dalam periode waktu ketika ada banyak perubahan industri tumbuh setelah Perang Sipil. Industri nasional tumbuh dari perdagangan lokal - baja, kaca, tekstil, dan sepatu. Pabrik-pabrik kecil berkembang menjadi besar. Pemilik modal menjadi kaya dengan produksi massal, dan pekerja menerima sedikit untuk usaha mereka. Masalah termasuk kecerobohan, keamanan, ifisiensi, dan keprajuritan (pekerja menyeret kaki) pada pekerjaan. Taylor berusaha untuk melewati bonus insentif manajemen, ia berpikir bahwa hal itu sia-sia dalam memperbaiki masalah. Dia percaya bahwa upah insentif itu tidak memberi solusi kecuali mereka digabungkan dengan tugas-tugas yang efisien yang direncanakan dan mudah dipelajari. Ia mengusulkan bahwa manajemen harus bekerja sama dalam peran pendukung (Freedman 26-38). "Bukan hanya Taylor memiliki beberapa ide yang pasti tentang pekerjaan dan bagaimana harus dipelajari, terorganisir, dan dihargai, tapi tampaknya dia juga tahu sesuatu tentang perubahan organisasi" (Wredge dan Greenwood 270-272).
Usaha-usahanya pada perusahaan baja membawa pemikiran apa yang dikenal sebagai “Scientific Management” (Manajemen Ilmiah). Di sini bidang engineering harus ikut bertanggungjawab terhadap hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja. Pada tahun 1881, Taylor melakukan studi tentang pemotongan baja selama 25 tahun dan dipublikasikan di Transaction of The American Society of Mechanical Engineers pada tahun 1907 yang merupakan paper terpanjang.
Selanjutnya di Bethlehem Steeel, Taylor melakukan analisis tentang percobaan penyekopan untuk mengangkat biji batubara dan biji besi. Satu skop penuh untuk biji batubara beratnya hanya 3,5 pound. Sedangkan satu skop penuh biji besi beratnya 38 pound. Dari kasus ini, Taylor menyimpulkan bahwa jenis skop yang sama tidak cocok digunakan untuk semua pekerjaan. Untuk itu Taylor menugaskan dua orang untuk melakukan pekerjaan penyekopan dengan ukuran skop yang bervariasi dari yang berkapasitas kecil sampai besar. Setelah melakukan beberapa eksperimen dia temukan bahwa skop dengan kapasitas 21,5 pounds merupakan bobot yang ideal. Produktivitas penyekopan dapat ditingkatkan secara dramatis sehingga dalam periode 3,5 tahun jumlah pekerja penyekopan dapat dikurangi dari 500 menjadi 140 tenaga kerja.
Hasil penelitian lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan pemindahan besi gumbal untuk menentukan metode pemindahan, kecepatan, waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal. Sebelum penelitian Taylor memilih pekerja dan diberi pengarahan yang intinya bahwa penelitian yang dilakukan bukan untuk mengukur kekuatan maksimum pekerja, tetapi untuk mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja yang dikeluarkan agar pekerja tersebut dapat member hasil yang sebanyak-banyaknya. Sebelum dilakukan penelitian, pekerja yang dipilih dilatih terlebih dahulu agar mempunyai keseragaman dalam melakukan pekerjaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja yang dikembangkannya dikenal sebagai Work Design or Method Study. Taylor juga dikenal sebagai pelopor aktivitas yang sekarang dikenal dengan pengukuran kerja. Aktivitas ini ditekankan pada penentuan waktu baku dengan menggunakan jam henti (stop watch) bagi seorang pekerja yang melakukan pekerjaan. Studi yang dilakukan Taylor pada dasarnya ditekankan pada peningkatan efisiensi yang diterapkan pada tiap bagian. Peningkatan efisiensi pekerjaan manual di tiap bagian dilakukan dengan mengeliminir gerakan yang tidak bermanfaat, gerakan yang lambat, dan gerakan yang mengganggu. Pekerjaan mekanik ditingkatkan dengan memanfaatkan peralatan bantu seperti jigs dan fixture. System yang dikembangkan Taylor dalam upaya peningkatan efisiensi kerja difokuskan pada perbaikan metode kerja, mengurangi jam kerja, dan mengembangkan standar kerja. Pada sisi lain, ide Taylor mengenai peningkatan efisiensi dan produktivitas di atas tidak lepas dari perasaan khawatir, bahkan timbul kecaman dari perkumpulan tenaga kerja Amerika yang menilai pendapat Taylor tersebut sebagai rencana serius untuk mengurangi keterlibatan manusia yang digantikan oleh mesin.
Pada usia tiga puluh tujuh, Frederick menjadi seorang insinyur konsultasi. Sayangnya, dia tidak memahami perlawanan dari orang yang paling terancam oleh sistem nya - supervisor dan manajer menengah. Dia fokus pada metode pemotongan biaya ketika masalah yang disebut untuk pelanggan baru dan produk. Pada Perusahaan Bearing Roller Simonds ia meningkatkan produktivitas sambil meningkatkan kecepatan dan akurasi. Kritikus Taylor mengatakan dia terlalu keras karena rencana inovatif menyebabkan orang kehilangan pekerjaan mereka, mengacu pada mengganti nya dari 120 pekerja dengan hanya 35 di Simonds. Dalam prakteknya, Taylor "mengambil pendekatan yang kasar sering kejam" untuk memotong kepala daripada pekerjaan menabung. Dia percaya bahwa serikat pekerja tidak akan diperlukan jika pekerja dibayar senilai masing-masing (Weisbord 1987).
Meskipun banyak prestasi yang mengesankan, tapi Taylor membuat musuh. Beberapa manajer juga tuan tanah dan ketika Taylor mengurangi populasi gaya halaman, mereka pikir dia akan berkurang Betlehem Selatan (Weisbord 1987). Ironisnya, itulah apa yang mereka telah menyewa Taylor untuk dilakukan, tetapi mereka tidak pernah berharap bahwa dia benar-benar akan melakukannya. Bahkan, pekerja yang terlantar dipindahkan ke pekerjaan lain dan tidak kehilangan pekerjaan. Setelah perselisihan dengan manajemen baru di Betlehem, Taylor akhirnya dipecat pada Mei 1901.
Taylor tidak menderita secara finansial dari kehilangan pekerjaan, tapi peristiwa itu melukai harga dirinya. Dia mulai berkonsentrasi pada rumah dan hobinya. Dan di tahun itu pulalah Taylor dan istrinya mengadopsi tiga anak yang diberi nama Kempton, Robert dan Elizabeth. Dari hal ini dapat dilihat, walaupun sikapnya yang tegas dan disiplin terhadap pekerjaan, Taylor juga sangat manusiawi karena ia mersa kesepian belum dikaruniai anak-anak yang akan melanjutkan keturunannya. Setelah Betlehem steel, Taylor pernah bekerja untuk uang lagi.
Dalam presentasi pada bulan juni tahun 1903, Taylor berhasil menggabungkan kepentingan-kepentingan 350 insinyur mekanik di Saratoga, New York. Esai ini merupakan pernyataan yang paling lengkap dari manajemen ilmiah. Martha Banta menyebut “esai Saratoga merupakan salah satu dokumen penting dalam membentuk industrilisasi modern”. Keberhasilan esai ini menyebabkan Taylor di daulat untuk menjadi Presiden Dari American Society Of Mechanical Engineers (ASME) pada tahun 1906 sehingga ia juga dikenal sebagai Bapak Teknik Industri.
Pada tanggal 19 oktober 1906, Taylor juga mendapat anugrah gelar kehormatan Doctor Of Science dari University Of Pennsylvania. Dimasa tuanya Taylor ingin menjadi seorang yang dapat diteladani oleh orang-orang disekelilingnya, beliau menghabiskan waktu untuk mengajar dan akhirnya menjadi Profesor di sekolah Tuck Of Business di Dartmouth College.
Pada tahun 1911, Taylor mempopulerkan system manajemen ilmiah (Scientific Management) dalam bukunya yang berjudul “Principles Of Scientific Management”. Dalam bukunya itu , Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan”. Beberapa penulis seperti Steven Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sabagai tahun lahirnya teori manajemen modern.
Pada musim dingin tahun 1915 ketika dalam perjalanan tour presentasinya di Midwest, Taylor terkena pneumonia. Ia dibawa ke rumah sakit di Philadelphia dan merayakan ulang tahunnya yang ke 59 disana,  dan satu hari setelah ulang tahunnya ia meninggal, yaitu pada tanggal 21 maret 1915. Taylor menghembuskan napas terakhirnya dengan segudang prestasi dan ide-ide yang tak akan terkubur hingga akhir zaman. Jenazah Taylor dimakamkan di West Laurel Hill Cemetery, Bala Cynwid, Pennsylvania.
Terdapat tiga makalah yang merupakan hasil pemikiran Taylor tentang teori manajemen, yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, danTestimony before The Special House Committee. Ketiga makalah tersebut diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Scentific Management.Berdasarkan bukunya, Scientific Management, terdapat empat prinsip yang dirumuskan Taylor :
1.     Menghilangkan sistem coba-coba dan menggantinya dengan metode ilmu pengetahuan di setiap kegiatan manajemen.
2.    Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu. Langkah selanjutnya adalah memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3.    Pekerja harus menerapkan ilmu pengetahuan di dalam menjalankan pekerjaannya.
4.    Antara pimpinan dan pekerja harus terdapat kerjasama yang baik.
Terdapat beberapa penelitian dan observasi yang dilakukan oleh Taylor, di antaranya adalah studi gerak dan waktu (time and motion study). Dalam study ini, seorang manajer harus mampu menentukan hal yang terbaik dalam pengerjaan suatu tugas melalui penganalisaan, observasi, dan serangkaian percobaan. Percoban yang dilakukan Taylor adalah mencari berat terbaik untuk muatan skop supaya hasil yang didapat maksimal dan pengerjaannya dapat dilakukan dengan mudah.
Selain itu, Taylor juga mengembangkan suatu observasi  yang disebut organisasi fungsional. Organisasi fungsional ini terbagi menjadi dua, yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Pada perencanaan, manajer dibagi dalam beberapa kategori dengan nama route clerk, instruction card clerk, dan time and cost clerk. Sedangkan dalam tahap pelaksanaan, dikenal manajer dengan nama gang boss, speed boss, repair boss, dan inspector. Sementara itu, di pabrik dikenal dengan nama disciplinarian.
Taylor juga mengembangkan teori  yang dikenal dengan nama The Taylor Differential Rate System. Teori ini mengenai upah per potong minimum dan upah per potong maksimum. Maksud dari penetapan ini adalah untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja maskimal. Upah per potong minimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan sama dengan standar atau di bawah standar. Sementara itu, upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan di atas standar.
Daftar pustaka : Dari berbagai sumber


Frederick winslow Taylor adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efisiensi industry. Ia dikenal sebagai Bapak “manajemen ilmiah” dan merupakan pemimpin intelektual dari gerakan efisiensi. Taylor lahir pada tanggal 20 maret 1856 di Germantown, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika serikat. Taylor dilahirkan dari sebuah keluarga kelas atas Philadelphia liberal, dia adalah bungsu dari sebelas anak. Ayahnya bernama Franklin Taylor, seorang pengacara lulusan Princeton, mempunyai cukup uang dari hipotek sehingga tidak harus mempertahankan pekerjaannya yang biasa. Ibunya bernama Emily Annette Taylor, seorang wanita tangguh yang aktif memperjuangkan hak wanita pada masanya.
Keluarga Taylor cenderung otoriter dalam mendidik anak-anaknya, sehingga sejak kecil Taylor telah mampu belajar self-control dalam suatu organisasi keluarga, hal tersebut membantu Taylor untuk menghindari konflik dengan teman-temannya dan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat diantara mereka, dan hal itu pula yang membawa sifat kooperatif dalam dirinya hingga dewasa.
Taylor dididik sejak usia yang sangat dini oleh ibunya, dengan menyekolahkan Taylor yang baru berusia 18 bulan di Perancis dan Jerman selama 2 tahun serta dengan mengajak Taylor mengelilingi Eropa. Taylor adalah seorang remaja yang kompulsif dan selalu menghitung serta mengukur hal-hal untuk mencari cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu atau menghadapi setiap masalah yang dihadapinya. Bahkan pada usia 12 tahun ia berhasil menemukan ‘’harness” yaitu suatu cara untuk mengatasi mimpi buruk yang selalu dialaminya.
Pada tahun 1872, diusia 16 tahun setelah perjalanannya tiga tahun mengelilingi Eropa dengan keluarganya,  Taylor diterima di Philips Exeter Academy, di Exeter, New Hampshire dalam rangka mempersiapkan diri masuk Universitas Harvard. Setelah lulus ujian masuk Universitas Harvard dengan nilai yang memuaskan ia menderita kelelahan mata yang parah sehingga menghalanginya untuk masuk Harvard. Atas saran dokter mata, ia mempertimbangkan karir alternative untuk dirinya, karena jauh dilubuk hatinya  ia juga merasa hidupnya bukan untuk hukum tapi berada di lingkungan perindustrian. Di Exeter ia dipengaruhi oleh system klasifikasi yang diciptakan oleh Melvil Dewey (Desimal Dewey).
Prestasi Taylor lainnya adalah memenangkan kejuaraan tenis US Asosiasi Ganda dimana  ia menggunakan raket berbentuk sendok hasil rancangannya sendiri yang kemudian ia patenkan. Meskipun ia unggul dalam matematika dan olahraga serta memiliki gelar dari perguruan tinggi eksklusif, Taylor memilih untuk bekerja di sebuah toko mesin kecil di Philadelphia sebagai masinis dan pembuat pola, dan mendapat pengalaman kerja sebagai pembuat pola lantai di Pump-Manufacturing Company, Enterprise Hydrolic Works, Philadelphia.
Pada tahun 1878, karir Taylor menanjak ketika ia bekerja di sebuah perusahaan pabrik baja di Midvale steel Works. Disini ia memulai karir dari bawah  sebagai penjaga toko dan berkembang menjadi masinis, kemudian dipromosikan menjadi mandor, mandaor pemeliharaan dan kepala juru. Dalam waktu enam tahun ia maju menjadi direktur riset, dan akhirnya kepala pekerja (chief engineer). Taylor mengetahui bahwa tenaga pekerja cenderung untuk melakukan pekerjaan jauh lebih sedikit daripada yang benar-banar dapat dihasilkan, ia ingin meningkatkan kapasitas produksi mereka. Namun para pekerja menolak upaya Taylor tersebut, tapi setelah tiga tahun tampaknya Taylor telah berhasil meningkatkan produksi secara melalui konstan manajerial tekanan. Dekade berikunya di Midlave ia habiskan dengan meneliti tentang masalah produksi dan pekerja, dia ingin meningkatkan output tanpa harus menekan pekerja, tujuannya adalah menemukan cara yang paling efisien untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Dia mengawasi ketat bagaimana pekerjaan dilakukan dan kemudian akan mengukur kuantitas yang diproduksi.
Pada tahun 1881 Taylor menerbitkan sebuah esai tentang pemotongan logam dank arena hal itu ia mendapat perhatian dari para insinyur karena pemeriksaan yang ketat dari langkah-langkah individu yang terlibat dalam pemotongan logam. 
Selain bekerja Taylor juga melanjutkan studinya dengan menjadi salah seorang siswa di Institute Teknologi Stevens, dan pada tahun 1883 ia lulus dan memperoleh ijazah Teknik Mesin Elektro, rekor Taylor yang belajar sambil bekerja tersebut hingga sekarang belum ada yang memecahkannya mengingat sulitnya menuntut ilmu di universitas tersebut. Jadi hanya dengan kemampuan intelektual yang luar biasalah yang dapat berprestasi disana, padahal ia juga bekerja diwaktu yang sama. Pada tanggal 3 mei tahun 1884, ia menikah dengan seorang gadis Philadelphia bernama Louise M. Spooner.
Dari tahun 1890 sampai tahun 1893 Taylor bekerja sebagai direktur dan konsultan pada bidang manajemen untuk Manufacturing Investment Company Of Philadelphia (suatu perusahaan yang mengoperasikan pabrik kertas di Maine, Wisconsin). Di tahun 1893 ini, Taylor membuka praktek konsultasi di Philadelphia. Pedoman bisnisnya adalah “Systematizing Shop Management And Manufacturing Costs A Spaciality”. Kemudian pada tahun 1895 ia mulai menerbitkan kartas untuk meningkatkan insentif pekerja.
Pada tahun 1898, Taylor bergabung bergabung dengan Bethlehem Steel dan mengembangkan alat baja berkecepatan tinggi. Karena hal ini pada tahun 1900, ia menerima medali emas pribadi di Paris , dan pada tahun yang sama ia juga mendapat anugerah medali Elliott Cresson dari Franklin Institute Philadelphia. Taylor membuat Bethlehem Steel menjadi pabrik dunia yang paling modern dan berpotesi prototype untuk produsen dan insinyur di industry lain. Kontribusi taylor lainnya ke Bethlehem Steel adalah analisis real time output harian dan biaya, system biaya aktansi yang modern, sistem biaya yang modern akuntansi, mengurangi peringkat halaman pekerja 500-140, dua kali lipat stamping produksi pabrik, dan menurunkan biaya per ton bahan ditangani dari delapan sen sampai empat sen. Dia berhasil menerapkan teknik penghematan biaya meskipun ia menambahkan panitera, guru, waktu studi insinyur, pengawasan dan posisi staf dukungan. Sementara di Betlehem, Taylor dan Manusel White Codeveloped Sistem  untuk baja perlakuan panas kromtungsten alat, yang akhirnya memenangkan pengakuan internasional.
Saat bekerja di perusahaan Midvale and Bethlehem Steel di Pennsylvania Amerika Serikat. Ia meyakini berdasarkan pengamatannya seputar metode kerja saat itu, bahwa output produksi yang dihasilkan para pekerja hanya sepertiga dari apa yang seharusnya. Ia mengajukan koreksi atas situasi tersebut dengan menerapkan “metode saintifik” pada pekerjaan-pekerjaan lapangan. Hasratnya adalah menemukan “cara terbaik” dengan mana setiap pekerjaan dapat diselesaikan dan ini membawa pada analisis mengenai desain pekerjaan. 
Setelah setahun melakukan eksperimen dengan para pekerja, Taylor mengajukan 4 prinsip Scientific Management. Prinsip-prinsip tersebut diyakininya mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Prinsip-prinsip tersebut terdiri atas : (1) Penggantian metode “tunjuk-tangan” dalam hal menentukan tiap elemen pekerjaan pekerja dengan metode penentuan secara ilmiah; (2) seleksi dan training pekerja secara ilmiah; (3) kerjasama pihak manajemen dan pekerja untuk memenuhi tujuan pekerjaan, lewat metode ilmiah; dan (4) pembagian kewenangan yang lebih setara antara manajer dan pekerja, di mana manajer melakukan perencanaan dan pengawasan, sementara pekerja melakukan pelaksanaan. 
Taylor memberi perhatian yang kecil atas organisasi. Ia lebih menekankan pada pengorganisasi kerja di tingkat terbawah organisasi, khususnya kerja-kerja supervisor. Kita akan menemui implementasi karya Taylor dalam industri-industri rekayasa masa kini. Namun, Taylor telah melakukan revolusi atas pekerjaan seorang manajer. Ia secara tegas mendemonstrasikan bahwa seorang manajer harus melakukan penilaian yang hati-hati seputar cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Sebab itu, adalah tanggung jawab manajemen untuk secara tegas memilih, melatih, dan memotivasi pekerja untuk memastikan bahwa suatu cara terbaik telah diikuti.
Pekerjaan Taylor berlangsung dalam periode waktu ketika ada banyak perubahan industri tumbuh setelah Perang Sipil. Industri nasional tumbuh dari perdagangan lokal - baja, kaca, tekstil, dan sepatu. Pabrik-pabrik kecil berkembang menjadi besar. Pemilik modal menjadi kaya dengan produksi massal, dan pekerja menerima sedikit untuk usaha mereka. Masalah termasuk kecerobohan, keamanan, ifisiensi, dan keprajuritan (pekerja menyeret kaki) pada pekerjaan. Taylor berusaha untuk melewati bonus insentif manajemen, ia berpikir bahwa hal itu sia-sia dalam memperbaiki masalah. Dia percaya bahwa upah insentif itu tidak memberi solusi kecuali mereka digabungkan dengan tugas-tugas yang efisien yang direncanakan dan mudah dipelajari. Ia mengusulkan bahwa manajemen harus bekerja sama dalam peran pendukung (Freedman 26-38). "Bukan hanya Taylor memiliki beberapa ide yang pasti tentang pekerjaan dan bagaimana harus dipelajari, terorganisir, dan dihargai, tapi tampaknya dia juga tahu sesuatu tentang perubahan organisasi" (Wredge dan Greenwood 270-272).
Usaha-usahanya pada perusahaan baja membawa pemikiran apa yang dikenal sebagai “Scientific Management” (Manajemen Ilmiah). Di sini bidang engineering harus ikut bertanggungjawab terhadap hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja. Pada tahun 1881, Taylor melakukan studi tentang pemotongan baja selama 25 tahun dan dipublikasikan di Transaction of The American Society of Mechanical Engineers pada tahun 1907 yang merupakan paper terpanjang.
Selanjutnya di Bethlehem Steeel, Taylor melakukan analisis tentang percobaan penyekopan untuk mengangkat biji batubara dan biji besi. Satu skop penuh untuk biji batubara beratnya hanya 3,5 pound. Sedangkan satu skop penuh biji besi beratnya 38 pound. Dari kasus ini, Taylor menyimpulkan bahwa jenis skop yang sama tidak cocok digunakan untuk semua pekerjaan. Untuk itu Taylor menugaskan dua orang untuk melakukan pekerjaan penyekopan dengan ukuran skop yang bervariasi dari yang berkapasitas kecil sampai besar. Setelah melakukan beberapa eksperimen dia temukan bahwa skop dengan kapasitas 21,5 pounds merupakan bobot yang ideal. Produktivitas penyekopan dapat ditingkatkan secara dramatis sehingga dalam periode 3,5 tahun jumlah pekerja penyekopan dapat dikurangi dari 500 menjadi 140 tenaga kerja.
Hasil penelitian lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan pemindahan besi gumbal untuk menentukan metode pemindahan, kecepatan, waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal. Sebelum penelitian Taylor memilih pekerja dan diberi pengarahan yang intinya bahwa penelitian yang dilakukan bukan untuk mengukur kekuatan maksimum pekerja, tetapi untuk mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja yang dikeluarkan agar pekerja tersebut dapat member hasil yang sebanyak-banyaknya. Sebelum dilakukan penelitian, pekerja yang dipilih dilatih terlebih dahulu agar mempunyai keseragaman dalam melakukan pekerjaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja yang dikembangkannya dikenal sebagai Work Design or Method Study. Taylor juga dikenal sebagai pelopor aktivitas yang sekarang dikenal dengan pengukuran kerja. Aktivitas ini ditekankan pada penentuan waktu baku dengan menggunakan jam henti (stop watch) bagi seorang pekerja yang melakukan pekerjaan. Studi yang dilakukan Taylor pada dasarnya ditekankan pada peningkatan efisiensi yang diterapkan pada tiap bagian. Peningkatan efisiensi pekerjaan manual di tiap bagian dilakukan dengan mengeliminir gerakan yang tidak bermanfaat, gerakan yang lambat, dan gerakan yang mengganggu. Pekerjaan mekanik ditingkatkan dengan memanfaatkan peralatan bantu seperti jigs dan fixture. System yang dikembangkan Taylor dalam upaya peningkatan efisiensi kerja difokuskan pada perbaikan metode kerja, mengurangi jam kerja, dan mengembangkan standar kerja. Pada sisi lain, ide Taylor mengenai peningkatan efisiensi dan produktivitas di atas tidak lepas dari perasaan khawatir, bahkan timbul kecaman dari perkumpulan tenaga kerja Amerika yang menilai pendapat Taylor tersebut sebagai rencana serius untuk mengurangi keterlibatan manusia yang digantikan oleh mesin.
Pada usia tiga puluh tujuh, Frederick menjadi seorang insinyur konsultasi. Sayangnya, dia tidak memahami perlawanan dari orang yang paling terancam oleh sistem nya - supervisor dan manajer menengah. Dia fokus pada metode pemotongan biaya ketika masalah yang disebut untuk pelanggan baru dan produk. Pada Perusahaan Bearing Roller Simonds ia meningkatkan produktivitas sambil meningkatkan kecepatan dan akurasi. Kritikus Taylor mengatakan dia terlalu keras karena rencana inovatif menyebabkan orang kehilangan pekerjaan mereka, mengacu pada mengganti nya dari 120 pekerja dengan hanya 35 di Simonds. Dalam prakteknya, Taylor "mengambil pendekatan yang kasar sering kejam" untuk memotong kepala daripada pekerjaan menabung. Dia percaya bahwa serikat pekerja tidak akan diperlukan jika pekerja dibayar senilai masing-masing (Weisbord 1987).
Meskipun banyak prestasi yang mengesankan, tapi Taylor membuat musuh. Beberapa manajer juga tuan tanah dan ketika Taylor mengurangi populasi gaya halaman, mereka pikir dia akan berkurang Betlehem Selatan (Weisbord 1987). Ironisnya, itulah apa yang mereka telah menyewa Taylor untuk dilakukan, tetapi mereka tidak pernah berharap bahwa dia benar-benar akan melakukannya. Bahkan, pekerja yang terlantar dipindahkan ke pekerjaan lain dan tidak kehilangan pekerjaan. Setelah perselisihan dengan manajemen baru di Betlehem, Taylor akhirnya dipecat pada Mei 1901.
Taylor tidak menderita secara finansial dari kehilangan pekerjaan, tapi peristiwa itu melukai harga dirinya. Dia mulai berkonsentrasi pada rumah dan hobinya. Dan di tahun itu pulalah Taylor dan istrinya mengadopsi tiga anak yang diberi nama Kempton, Robert dan Elizabeth. Dari hal ini dapat dilihat, walaupun sikapnya yang tegas dan disiplin terhadap pekerjaan, Taylor juga sangat manusiawi karena ia mersa kesepian belum dikaruniai anak-anak yang akan melanjutkan keturunannya. Setelah Betlehem steel, Taylor pernah bekerja untuk uang lagi.
Dalam presentasi pada bulan juni tahun 1903, Taylor berhasil menggabungkan kepentingan-kepentingan 350 insinyur mekanik di Saratoga, New York. Esai ini merupakan pernyataan yang paling lengkap dari manajemen ilmiah. Martha Banta menyebut “esai Saratoga merupakan salah satu dokumen penting dalam membentuk industrilisasi modern”. Keberhasilan esai ini menyebabkan Taylor di daulat untuk menjadi Presiden Dari American Society Of Mechanical Engineers (ASME) pada tahun 1906 sehingga ia juga dikenal sebagai Bapak Teknik Industri.
Pada tanggal 19 oktober 1906, Taylor juga mendapat anugrah gelar kehormatan Doctor Of Science dari University Of Pennsylvania. Dimasa tuanya Taylor ingin menjadi seorang yang dapat diteladani oleh orang-orang disekelilingnya, beliau menghabiskan waktu untuk mengajar dan akhirnya menjadi Profesor di sekolah Tuck Of Business di Dartmouth College.
Pada tahun 1911, Taylor mempopulerkan system manajemen ilmiah (Scientific Management) dalam bukunya yang berjudul “Principles Of Scientific Management”. Dalam bukunya itu , Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan”. Beberapa penulis seperti Steven Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sabagai tahun lahirnya teori manajemen modern.
Pada musim dingin tahun 1915 ketika dalam perjalanan tour presentasinya di Midwest, Taylor terkena pneumonia. Ia dibawa ke rumah sakit di Philadelphia dan merayakan ulang tahunnya yang ke 59 disana,  dan satu hari setelah ulang tahunnya ia meninggal, yaitu pada tanggal 21 maret 1915. Taylor menghembuskan napas terakhirnya dengan segudang prestasi dan ide-ide yang tak akan terkubur hingga akhir zaman. Jenazah Taylor dimakamkan di West Laurel Hill Cemetery, Bala Cynwid, Pennsylvania.
Terdapat tiga makalah yang merupakan hasil pemikiran Taylor tentang teori manajemen, yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, danTestimony before The Special House Committee. Ketiga makalah tersebut diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Scentific Management.Berdasarkan bukunya, Scientific Management, terdapat empat prinsip yang dirumuskan Taylor :
1.     Menghilangkan sistem coba-coba dan menggantinya dengan metode ilmu pengetahuan di setiap kegiatan manajemen.
2.    Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu. Langkah selanjutnya adalah memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3.    Pekerja harus menerapkan ilmu pengetahuan di dalam menjalankan pekerjaannya.
4.    Antara pimpinan dan pekerja harus terdapat kerjasama yang baik.
Terdapat beberapa penelitian dan observasi yang dilakukan oleh Taylor, di antaranya adalah studi gerak dan waktu (time and motion study). Dalam study ini, seorang manajer harus mampu menentukan hal yang terbaik dalam pengerjaan suatu tugas melalui penganalisaan, observasi, dan serangkaian percobaan. Percoban yang dilakukan Taylor adalah mencari berat terbaik untuk muatan skop supaya hasil yang didapat maksimal dan pengerjaannya dapat dilakukan dengan mudah.
Selain itu, Taylor juga mengembangkan suatu observasi  yang disebut organisasi fungsional. Organisasi fungsional ini terbagi menjadi dua, yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Pada perencanaan, manajer dibagi dalam beberapa kategori dengan nama route clerk, instruction card clerk, dan time and cost clerk. Sedangkan dalam tahap pelaksanaan, dikenal manajer dengan nama gang boss, speed boss, repair boss, dan inspector. Sementara itu, di pabrik dikenal dengan nama disciplinarian.
Taylor juga mengembangkan teori  yang dikenal dengan nama The Taylor Differential Rate System. Teori ini mengenai upah per potong minimum dan upah per potong maksimum. Maksud dari penetapan ini adalah untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja maskimal. Upah per potong minimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan sama dengan standar atau di bawah standar. Sementara itu, upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan di atas standar.
Daftar pustaka : Dari berbagai sumber